Acara Mepandes/Potong Gigi, Dadia Bandem Delodan
Buda 02 November 2022
Acara Mepandes/ Potong Gigi, Dadia Bandem Delodan Ungasan
Upacara Mepandes/potong gigi dalam dalam Rangkaian Upacara Atma Wedana Dadia Bandem Delodan di ikuti oleh 28 Peserta, 13 Wanita dan 15 Laki-laki. Mepandes/ Potong gigi adalah ritual agama Hindu di Bali. Upacara ini dilakukan pada anak yang mulai menginjak usia remaja atau dewasa. Upacara potong gigi disebut juga dengan nama Mepandes, Metatah, atau Mesangih.
Makna upacara potong gigi di Bali
Upacara potong gigi di Bali merupakan bagian dari Manusa Yadnya. Ini merupakan konsep siklus hidup dari bayi di dalam kandungan, lahir, hingga perkawinan. Manusa Yadnya merupakan filosofi untuk memanusiakan manusia.
Upacara potong gigi di Bali dilakukan bukan tanpa makna. Potong gigi ini bermakna menemukan hakikat manusia dan terlepas dari Sad Ripu.
Sad Ripu adalah enam jenis musuh manusia yang timbul akibat perbuatan yang tidak baik. Berikut enam jenis musuh tersebut:
1. Kama: keinginan atau mengumbar nafsu
2. Lobha: sifat serakah
3. Krodha: marah dan dendam
4. Mada: mabuk
5. Moha: bingung dan angkuh
6. Matsarya: dengki dan iri hati
Bila keenam musuh ini menguasai manusia, maka orang tersebut akan lebih banyak berbuat tidak baik dan tidak benar. Di dalam keyakinan Hindu, tiga dari enam musuh diyakini sebagai pintu neraka. Tiga musuh tersebut adalah Kama, Krodha, dan Lobha. Hal tersebut tertuang dalah Bhagavad gita.
Budaya potong gigi ini dilakukan sebagai doa dan ritual untuk membangkitkan kekuatan spiritual dalam melawan keenam musuh tersebut.
Metatah berasal dari kata tatah yang dalam bahasa Bali berarti pahat. Potong gigi dilakukan dengan mengikir kedua gigi taring dan empat gigi seri rahang atas. Namun, proses ini harus dilakukan dengan hati-hati. Setelah gigi dikikir, peserta metatah diminta untuk mencicipi enam rasa. Dari pahit dan asam, pedas, sepat, asin dan manis. Setiap rasa ini memiliki makna di dalamnya. Rasa pahit dan asam adalah simbol agar tabah menghadapi kehidupan yang keras. Rasa pedas sebagai simbol tentang kemarahan, senantiasa sabar apabila mengalami hal yang menimbulkan emosi kemarahan. Rasa sepat sebagai simbol agar taat pada peraturan atau norma-norma yang berlaku. Rasa asin menandakan kebijaksanaan sedangkan rasa manis sebagai penanda kehidupan yang bahagia.
Upacara potong gigi umumnya dilakukan pada pagi hari setelah matahari terbit namun ada pula di beberapa daerah di Bali melaksanakannya pada subuh sebelum matahari terbit. Pakaian potong gigi juga sangat khusus, berwarna putih dan kuning. Sehari sebelumnya biasa dilakukan upacara mekekeb atau mepingit untuk yang akan melakukan potong gigi. Mereka dilarang untuk keluar rumah.
0 Response to "Acara Mepandes/Potong Gigi, Dadia Bandem Delodan"
Post a Comment